MAKALAH REVISI
ALLAH TUHAN DAN PENCIPTA ALAM SEMESTA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester IV
Matakuliah Qur’an Hadis 1
Dosen Pengampu :
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc, M.A
Disusun Oleh :Kelompok 1
Moh. Dahlan Asnawi ( 13110086 )
AdelinaDamayanti ( 13110034 )
( PAI A )
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmad dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Allah Tuhan dan Pencipta Alam Semesta” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Qur’an Hadis 1. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penlis peroleh dari buku-buku yang berkaitan dengan materidanberbagaisumberlainya. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen matakuliah Qur’an Hadis 1 atas bimbingan dan arahan dalam penuisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan. Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis yang menjelaskan tentang Allah Tuhan dan Pencipta Alam Semesta, khususnya bagi penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dalam penyusunan makalah ini.
Malang, 15 Februari 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
TujuanPenulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
Allah SWT TuhanSemestaAlam 2
Allah SWT PenciptaLangit, Bumi, danSegalaIsinya 5
BAB III PENUTUP 14
Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam setiap agama yang dianut oleh stiap umat, konsep ketuhanan merupakan hal mendasa yang menjadi knci keyakinan. Tuhan dianggap sebagai unsur kekuatan yang mampu memberikan segala hal yang dibutuhkan oleh hambanya. Bagi umat Islam, Allah SWT merupakan satu-satunya tempat bergantung dan memohon pertolongan. Tidak ada satupun hal yang mampu menyamai kuasa-Nya.
Allah SWT adalah dzat yang Maha Kuasa dan dengan kekuasaa-Nya Ia menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya. Bertolak dari hal tersebut maka sangat perlu untuk mengetahi mengenai kuasa dan ciptaan Allah SWT sehingga semakin menambah iman kita kepada-Nya serta menghapus segala keraguan atas keagungan-Nya. Untuk itu maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai ayat dan hadis yang menjelaskan mengenai kuasa dan ciptaan yang Maha Kuasa.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah bukti bahwa Allah SWT Tuhan Semesta Alam?
Bagaimanakah bukti bahwa Allah SWT Pencipta Alam Semesta?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, mahasiswa dapat memahami:
Bukti bahwa Allah tuhan semesta alam berupa ayat Al-Qur’an dan Hadis
Bukti bahwa Allah SWT adalah pencipta alam semesta berupa ayat Al-Qur’an dan Hadis
BAB II
PEMBAHASAN
Alloh Tuhan Semesta Alam (QS. Al-Fatihah : 2)
Alam semesta dan seluruh isinya merupakan tempat dimana manuisia dan seluruh makhluk hidup. Komposisi alam semesta ini terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, bumi, bulan, matahari, dan planet serta benda-benda hidup maupun benda mati lainya.
Kebesaran alam semesta ini menimbulkan berbagai ketakjuban dan pertanyaan. Bagaimana semua dapat tersusun rapi sesuai dengan kadarnya? Bagamana ini semua tercipta? Siapakah yang menciptakanya?
Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka alloh menjawab dalam al-qur’an bahwa Ia-lah tuhan semesta alam, tuhan yang maha sempurna dengan sifat-sifatnya sang maha pencipta dan maha pemelihara.
Dalam al-qur’an telah sangat jelas diterangkan bahwa alloh adalah tuhan semesta alam sebagaimana firman alloh dalam QS. Al-Fatihah : 2.
Artinya : “Segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam”
Raaba arti aslinya: “Yang Empunya” (pemilik) di dalamnya terkandung arti: mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaannya yang sempurna dengan berangsur-angsur.
“Alamin” artinya “semesta alam”, yakni semua jenis alam. Alam itu berjenis-jenis macamnya, yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk yang bertubuh halus umpamanya malaikat, jin dan alam yang lain. Ada ahli tafsir mengkhususkan “Alamin” di ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini berarti mempersempit arti kata yang sebenarnya amat luas. Dengan demikian Allah itu pendidik semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-Nya.
Tuhan mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari pertumbuhan manusia sejak dari rahim ibunya, sampai ke masa kanak-kanak lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Tuhan yang terlepas dari penjagaan, pemeliharaan, asuhan dan inayah-Nya.
Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan mengenai ayat tersebut sebagai berikut :
“Rabb” adalah pemilik, penguasa dan pengendali. Menurut bahasa, kata Rabb ditujukan kepada tuan dan kepada yang berbuat untuk perbaikan. Semua-nya itu benar bagi Allah Ta’ala. Kata ar-Rabb tidak digunakan untuk selain dari Allah kecuali jika disambung dengan kata lain setelahnya, misalnya “Rabb Daar” (pemilik rumah). Sedangkan kata ar-Rabb (secara mutlak), hanya boleh di gunakan untuk Allah Ta’ala.
Ada yang mengatakan, bahwa ar-Rabb itu merupakan nama yang agung (al-Ismul A’zham). Sedangkan (al-‘alamin) adalah bentuk jama’ dari kata (‘alam) yang berarti segala sesuatu yang ada selain Allah Ta’ala. (‘alam) merupakan bentuk jama’ yang tidak memiliki mufrad (bentuk tunggal) dari kata itu. (‘alam) berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi, daratan maupun lautan. Dan setiap angkatan (pada suatu kurun/zaman) atau generasi disebut juga alam.
Bisyr bin Imarah meriwayatkan dari Abu Rauq dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas, “Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Artinya, segala puji bagi Allah pemilik seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi serta apa yang ada di antara keduanya, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui.”
Az-Zajjaj mengatakan, (‘alamin) berarti semua yang diciptakan oleh Allah di dunia dan di akhirat. Sedangkan al-Qurthubi mengatakan, apa yang dikatakan az-Zajjaj itulah yang benar, karena mencakup seluruh alam (dunia dan akhirat).
Menurut Ibnu Katsir (‘alamin) berasal dari kata (al-‘alam) karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya Pencipta serta keesaan-Nya. Sebagaimana Ibnu al-Mu’taz pernah mengatakan: Sungguh mengherankan, bagaimana mungkin seorang bisa mendurhakai Rabb, atau mengingkari-Nya, padahal dalam setiap segala sesuatu terdapat ayat untuk-Nya yang menunjukkan bahwa Dia adalah Esa.
Sedangkan dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa makna ari ayat tersebuat adalah :
(Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah.
(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal ‘al-`aalamiin’ merupakan bentuk jamak dari lafal ‘`aalam’, yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata ‘aalam berasal dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya.
Dalam Shahih Bukhori, at Ta’bir : 6470 dan Imam Nawawi, al Adzkar, hal. 82 telah dijelaskan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagai berikut :
Artinya : “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.
Ayat-ayat lainnya yang menjelaskan bahwa Allah Ta’ala adalah Tuhan Seru Sekalian Alam, yaitu:
QS. Al-Baqarah [2] : 131
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”.
QS. Al-Ma’idah [5] : 28
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”.
QS. Al-‘An`am [6] : 45
Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
QS. Al-‘A`raf [7] : 61
Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”.
QS. Al-‘A`raf [7] : 67
Hud herkata “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.
QS. Al-‘A`raf [7] : 104
Dan Musa berkata: “Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.
QS. Al-‘A`raf [7] : 121
Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam
B. Allah SWT Pencipta Langit, Bumi, dan Segala Isinya (QS. 25:59)
الَّذِيْ خَلَقَ السَّموت وَاْلاَرْضَ وَماَ بَيْنَهُماَ فِيْ سِتَّةِ اَياَّمٍ سُمَّ اسْتَوى عَلَى العَرْشِ, الرَّحْمنُ فَسْئَلْ بِه خَبِيْرَا
Artinya : “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakan (tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui.
Alla-dzii khalaqas samaawaati wal ar-dha wa maa bainahumaa fii sittati ayyamin tsummas tawaa’alal ‘arsyi artinya : Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy.
Enam masa ini adalah sebagai berikut :
Fase Pertama
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. Al-Anbiya [21] :30)
Ini dimulai dengan sebuah ledakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun lalu. Inilah awal terciptanya materi, energi, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan ruang. Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi bintang-bintang generasi pertama. Hasil fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan unsur-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
FaseKedua
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikansegala yang ada di bumiuntukkamudanDiaberkehendak (menciptakan) langit, laludijadikan-Nya tujuhlangit. danDiaMahamengetahuisegalasesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaksi, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaksi, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaksi yang masih berlangsung hingga saat ini.
FaseKetiga
Pada masa inidalampenciptaanalamsemestaadalah proses penciptaantatasurya, termasukbumi. Selainitupada masa inijugaterjadi proses pembentukanmataharisekitar 4,6miliartahunlaludanmulai di pancarkannyacahayadananginmatahari. Proto-bumi (bayibumi) yang telahterbentukterusberotasimenghasilkanfenomenasiangdanmalam di bumisebagaimana yang Allah SWT firmankandenganindah :
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29
FaseKeempat
Bumi yang terbentukdaridebu-debuantarbintang yang dinginmulaimenghangatdenganpemanasansinarmataharidanpemanasandaridalam (endogenik) daripeluruhan unsure-unsurradioaktif di bawahkulitbumi.
Akibatpemanasanendogenikitumateri di bawahkulitbumimenjadilebu,antara lain munculsebagai lava darigunungapi. Batuanbasalt yang menjadi dasarlautandangranityang menjadibatuanutama di daratanmerupakanhasilpembekuanmaterileburantersebut. Pemadatankulitbumiyangmenjadidasarlautandandaratanitulah yang tampaknyadimaksudkan “penghamparanbumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :
Artinya :“danbumisesudahitudihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)
FaseKelima
Hadirnya air danatmosfer di bumimenjadiprasyaratterciptanyakehidupan di bumi. Sebagaimanafirman Allah SWT :
Artinya :“…dandari air Kami jadikansegalasesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30
Selainitu, pemanasanmataharimenimbulkanfenomenacuacadibumi, yakniawandanhalilintar. Melimpahnya air lautdankondisiatmosferpurba yang kaya akan gas metan (CH4) danammonia (NH3) sertasamasekalitidakmengandungoksigenbebasdenganbantuanenergilistrikdanhalilintardidugamenjadiawalkelahiran senyawaorganik. Senyawaorganik yang mengikutialiran air akhirnyatertumpuk di laut. Kehidupandiperkirakanbermuladarilaut yang hangatsekitar 3,5miliartahunlaluberdasarkanfosiltertua yang pernahditemukan. Sebagaimanadikembalikanpadasurat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telahmenyebutkanbahwasannyasemuamakhlukhidupberasaldari air.
FaseKeenam
Masa keenamdalam proses penciptaanalaminiadalahdenganlahirnyakehidupan di bumi yang dimulaidarimakhlukberseltunggaldantumbuh-tumbuhan. Hadirnyatumbuhandan proses fotosintesissekitar 2 miliartahunlalumenyebabkanatmosfermulaiterisidenganoksigenbebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkanpergeseranlempengantektonikdanlahirnyarantaipegunungan di bumiterusberlanjut.
Allah yang kekal hidup-Nya dan mengetahui semua makhluk-Nya. Juga mempunyai kodrat (kekuasaan) untuk menjadikan apa saja yang dikehendaki dan Dialah yang telah menjadikan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada diantara keduanya didalam waktu enam hari, yang hanya Dia sendiri yang mengetahui ukurannya. Setelah langit dan bumi diciptakan, Dia pun bersemayam diatas ‘Arsy mengendalikan segala urusan pemerintahan yang telah dijadikan itu.
Allah bersemayam diatas ‘Arsy adalah secara layak dengan keagungan-Nya yang suci. Allah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari, sedangkan sesungguhnya Dia mampu menciptakan segala sesuatu dalam sekejap mata, untuk memberi pengertian dan pelajaran kepada makhluk-Nya bahwa melaksanakan sesuatu dengan cara berangsur-angsur agar kita dapat menelitinya dengan baik.
Ar-rahmaanu artinya : Allah itu Maha Besar Rahmat-Nya.
Dialah, Allah Yang Maha Pemurah, yang layak kita bersujud kepada-Nya dan kita membesarkan-Nya atau mengagungkan-Nya.
Fas-al bihii khabiiraa artnya : Maka bertanyalah kepada orang yang mengetahui tentang hal itu.
Tanyakanlah tentang kejadian langit, bumi, dan segala apa yang berada di antara keduanya kepada orang yang banyak mengetahui tentang keadaannya supaya dia menerangkan kepadamu mengenai hakikatnya.
Yang dimaksud dengan “orang yang banyak mengetahui” disisi Allah adalah Allah sendiri. Karena hanya Allahlah yang mengetahui penjelasan-penjelasan yang terperinci dari makhluk-makhluk itu. Adapun yang dimaksud dengan “hari-hari” di sini adalah keadaan dan perkembangannya dari satu fase ke fase yang lain.
Ada yang berkata bahwa yang dimaksud dengan “orang yang banyak mengetahui” di sini adalah Allah sendiri atau Jibril atau orang-orang yang mengetahuinya dengan perantaraan kitab-kitab terdahulu.
اَللهُ الَّذِيْ جَلَقَ سَبْعَ سَموتٍ وَّمِنَ اْلاَرْضِ مِثْلَهُنَّ, يَتَنَزَّلُ اْلاَمْرُبَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍقَدِيْرٌ, وَّاَنَّ اللهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍعِلْمًا
“Allahlah yang Telah Menciptakan Tujuh Langit, dan Seperti Itu Pula Bumi. Perintah Allah Berlaku Padanya, Agar Kamu Mengetahui Bahwasanya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu dan Sesungguhnya Allah, Ilmu-Nya Benar-Benar Meliputi Segalanya. (QS. Ath-Thalaaq[65]: 12)
Wassaaful Marfuu' (Atap yang Ditinggikan) : Langit. Samkaha (Meninggikannya) : Membangunnya. Al Hubuq (Jalan-jalan) : Kedataran dan Keindahannya. Wa’adzinat (Dan, Patuh) : Mendengar dan Taat. Wa’alaqat (Dan Memuntahkan) : Mengeluarkan Apa-apa yang Ada di Dalamnya dari yang Sudah Mati. Wa Takhallat (Dan, Menjadi Kosong) dari Mereka. Thahaaha (Dihamparkan) : Dibentangkannya. Bis-saahirah (Dipermukaan bumi) Tempat Dimana Hewan tidur dan Terjaga.
1385- عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِوبْنِ نُفَيْلٍ أَنَّهُ خَاصَمَتْهُ أَرْوَى فِي حَقِّ زَعَمَتْ أَنَّهُ انْتَقَصَهُ لَهَا إِلَى مَرْوَانَ فَقَالَ سَعِيْدُ: أَنَا أَنْتَقِصُ مِنْ حَقِّهَا شَيْىئاً. أَشْهَدُ لَسَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ <> يَقُوْلُ: مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ اْلارْضِ ظُلْمًا فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَا مَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ .
1385. Dari Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail, ia dibantah oleh para musuh terhadap hak kepemilikan sebidang tanah. Kemudian Sa’id berkata : “Apakah aku mengambil sesuatu atau mengurangi haknya ? Aku bersaksi, aku benar-benar mendengar Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah secara zhalim, sesungguhnya ia akan dibebani tujuh bumi pada hari kiamat nanti’.
5.5- وَفِي رِوَايَةٍ مُعَلَّقَةٌعَنْهُ: دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيّ
505. Dalam satu riwayat terkait menyatakan, “Aku masuk menemui Nabi SAW.
وَهُوَ الَّذِى جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوابِهَافِى ظُلُمَتِ الْبَرِّوَالْبَحْرِ. قَدْ فَصَّلْنَااْلأَيَتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan didarat dan dilaut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al-An’am 6 : 97).
هُوَاللهُ الْخَالِقُ الْبَاَرِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَآءُ الْحُسْنَى. يُسَبِّحُ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالْاَرْضِ. وَهُوَالْعَزِيْزُالْحَكِيْمُ
“Dialah, Allah yang mencipta, yang mengadakan (menjadikan), dan yang membentuk rupa. Dia mempunyai nama-nama yang indah (asma’ul husna). Apa yang ada dilangit dan dibumi bertasbih kepada-Nya; dan Dia Maha Keras tuntutan-Nya lagi Maha Hakim.”
Huwallaahul Khaaliqul baari-ul mu-shawwiru lahul asmaa-ul husnaa artinya : Dialah, Allah yang mencipta, yang mengadakan (menjadikan), dan yang membentuk rupa. Dia mempunyai nama-nama yang indah (Asma’ul Husna).
Dialah, Allah yang menciptakan semua makhluk-Nya, yang melahirkan mereka kedalam kenyataan menurut sifat dan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dia mempunyai sifat-sifat yang indah, yang tidak dipunyai oleh siapa pun.
Ibn Abbas meriwayatkan bahwa nama Allah yang besar (al-Ismul A’zham) terdapat dalam enam ayat yang terakhir dalam surat al-Hasyr ini. Ali, menurut riwayat al-Barra’, menyatakan : “Hai Barra’, jika kamu mau berdo’a kepada Allah dengan nama-Nya yang a’zham, bacalah sepuluh ayat pada permulaan surat al-Hadiid dan akhir dari surat al-Hasyr. Sesudah itu mohonlah kepada Allah tentang apa yang kamu kehendaki.
Yang diperlukan dalam berdo’a adalah ketulusan hati dan keheningan jiwa (hati). Ayat-ayat ini adalah ayat yang dapat mengheningkan jiwa dan menjadikan do’a diterima oleh Allah.
Yusabbihu lahuu maa fis samaawaati wal ardhi artinya : Apa yang ada dilangit dan dibumi bertasbih kepada-Nya.
Semua isi langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Masing-masing mereka melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Kita sajalah yang tidak dapat memahami tasbih mereka.
Wa huwal ‘aziizul hakim artinya : Dan Dia Maha Keras tuntutan-Nya lagi Maha Hakim.
Allah-lah yang Maha Keras tuntutan-Nya dan Maha Menyiksa musuh-musuh-Nya lagi Maha Hakim dalam menyusun dan mengurus segala masalah makhluk-Nya. Dialah yang sempurna kodrat.Nya dan Maha sempurna Ilmu.Nya.
هُوَالَّذِى خَلَقَ السَّموَاتِ وَالْاَرْضَ فِى سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَايَعْرُجُ فِيهَا. وَهُوَمَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ. وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Dialah Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya. Dia mengetahui apa yang diturunkan dari langit. Dia bersamamu dimana saja kamu berada; dan Allah melihat semua apa yang kamu kerjakan.”
لَهُ مُلْكُ السَّموَاتِ وَالْاَرْضِ. وَالَى اللهِ تُرْجَعُالْاُمُوْرُ
“Hanya kepunyaan-Nya pemerintahan langit dan bumi; dan kepada-Nya segala sesuatu dikembalikan.”
يُولِحُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِوَيُولِجُ النَّهَارَفِى الَّيْلِ. وَهُوَ عَلِيْمٌ بِذَا تِ الصُّدُوْرِ
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan Dia memasukkan siang ke dalam malam; Dia mengetahui semua isi dada.”
Huwalladzii khalaqas samaawaati wal ar-dha fii sittati ayyaamin tsummas tawaa ‘alal ‘arsyi artinya : Dialah Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
Allahlah yang telah menciptakan tujuh petala (lapis) langit dan tujuh petala bumi. Dia telah menjadikan langit-langit dan bumi itu dalam enam masa, walaupun Dia berkuasa menjadikannya dalam sekejap mata. Ini dimaksud supaya kita, para hamba, bertindak hati-hati dan teliti, tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan. Selain itu juga untuk menegaskan bahwa menciptakan langit dan bumi adalah lebih besar daripada menciptakan manusia.
Ulama salaf berpendapat bahwa pengertian “Kemudian Allah bersemayam di atas ‘Arsy” diserahkan sepenuhnya kepada Allah, bagaimana Dia bersemayam itu. Sedangkan para ulama khalaf memberikan takwil, dengan mengatakan bahwa makna Allah bersemayam di atas ‘Arsy adalah Allah mengatur segala urusan-Nya setelah selesai menciptakannya.
Ya’lamu maa yaliju fil ar-dhi wa maa yakh-ruju minhaa artinya : Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi dan apa yang keluar dari padanya.
Allah mengetahui apa yang masuk kedalam bumi, baik berupa tumbuh-tumbuhan ataupun biji-bijian, barang logam, emas, perak, sebagainya. Begitu pula Allah mengetahui apa yang keluar dari dalam bumi.
Wa maa yanzilu minas samaa’I artimya : Dia mengetahui apa yang diturunkan dari langit.
Allah pula yang mengetahui apa yang turun dari langit, seperti malaikat, hujan, dan sebagainya.
Wa maa ya’ruju fiihaa artinya : Dan apa yang naik ke langit.
Allah mengetahui pula apa yang naik ke langit berupa uap, air atau amal salah, dan para malaikat.
Wa huwa ma’akum aina maa kuntum artinya : Dia bersamamu dimanapun kamu berada.
Allah melihat semua perbuatanmu dimana saja kamu berada. Lafal ini adalah suatu perumpamaan bahwa ilmu Allah itu meliputi semua apa yang diperbuat manusia, walaupun dimana saja mereka berada.
WAllahu bi maa ta’maluuna ba-shiir artinya : Dan Allah melihat semua apa yang kamu kerjakan.
Allah senantiasa memperhatikan semua perbuatanmu dan senantiasa melihat semua perbuatanmu. Tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi bagi-Nya.
Lahuu mulkus samaawaati wal ar-dhi wa ilAllahi turja’ul umuur artinya : Hanya kepunyaan-Nya pemerintahan langit dan bumi; dan kepada-Nya sesuatu dikembalikan.
Allahlah yang memiliki langit dan bumi dengan semua isinya. Dia sendirilah yang mengatur semua urusan-Nya , dan kepada Allah semua makhluk kembali.
Yuulijul laila fin nahaari wa yuulijun nahaara fil laili artinya : Dia memasukkan malam kedalam siang dan Dia memasukkan siang kedalam malam.
Allah menakdirkan siang dan malam menurut hikmah-Nya. Maka, kadang-kadang malam itu lebih panjang daripada siang, kadang-kadang sebaliknya, siang lebih panjang dari pada malam. Tetapi kadangkala keduanya, siang dan malam adalah sama.
Wa huwa ‘alimuum bi dzaatish shuduur artinya : Dia mengetahui semua isi dada.
Allah mengetahui semua rahasia, bagaimanapun halusnya. Dia mengetahui semua makhluk, sebagaimana Allah mengetahui semua amalan mereka yang nyata, baik berupa kebajikan atau kejahatan (kemaksiatan).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
(Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya.
(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya.
Allah pencipta langit dan bumi sesuai dengan ayat : “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakan (tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui
Fase penciptaan bumi (sittati ayyam) :
Dimulai dengan sebuah ledakan besar (bigbang)
Pembentukan langit
Proses penciptaan tata surya, termasuk bumi
Pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik)
Hadirnya air dan atmosfer
Kehidupan di bumi
DAFTAR PUSTAKA
AzharuddinSahil, 2009, Indeks Al-Qur’an :PanduanMudahMencariAyatdan Kata Dalam Al-Qur’an, (Bandung : MizanPustaka)
Al-Qur’an dan Terjemahan, Mushaf Al-Azhar (QS.25:59)
M. Kholilurrohman Al Mahfani, 2006, Keutamaan Do’a dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera, (Jakarta : Wahyu Media)
Muhammad Nashiruddin Al Albani, 2007, Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 3, (Jakarta : Pustaka Pelajar)
Muhammad Saed Abdurrahman, 2009, Tafsir Ibn Katsir Juz’ 1 (Part 1): Al-Fatihah 1 to Al-Baqarah 141 2nd Edition, (London : MSA Publication Limited)
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, 2000, Tafsir Al-Qur’an Majid An-Nuur 4 (Surat 24-41), (Semarang :PustakaRizki Putra)
Obat Pembersih Rahim Setelah Keguguran
BalasHapusObat Nyeri Lutut
BalasHapusObat Ligamen Lutut Rusak
Obat Radang Pita Suara
Obat Uci Uci